Belitung, Gaspar86.com – Maraknya penambangan liar terus meraja rela , dengan harga timah yang sangat fantastis membuat tak sedikitnya orang berubah profesi untuk terjun dan menggelluti dunia pertambangan ilegal sabtu, (25/12/2021).
Hanya dengan bermodalkan mesin Robin ,pipa paralon putih , selang air, mata rajuk kecil serta drum kaleng/drum pelastik sudah bisa untuk menambang biji timah ini .
Tambang seperti ini mempunyai nama berbeda – beda di setiap tempat atau daerah ,salah satunya untuk daerah belitung tambang yang menggunakan mesin robin ini di berinama tambang suntik , seperti yang terpantau oleh media mata-pena.com sebanyak puluhan phonton tambang suntik yang sedang beroperasi di salah satu kolong di jalan air baik kelurahan pal 1 (satu) tanjung pandan belitung .
Menurut informasi yang di dapatkan oleh mata -pena.com lokasi tersebut di duga di backingi oleh oknum APH dari Belitung (A) dan juga dari oknum wartawan online (F) di perkuat dengan adanya sambungan telpon dari oknum wartawan online yang menelpon pihak redaksi di hari Jumat malam (24/12/2021).
Menurut salah satu narasumber yang enggan namanya di sebutkan mengatakan bahwa jika ingin masuk ke lokasi tersebut harus membayar uang masuk dan uang mingguan .
” kalau mau masuk ke lokasi ini kami membayar bang , jika baru masuk itu bayarannya 1 juta rupiah (RP.1.000.000) dan untuk uang mingguan nya juga ada sekitar 1 jutaan juga , harga jual timah disini itu di beli dengan harga 228 ribu per kilo gram ,” ungkap salah satu narasumber .
Tidak sampai disitu saja awak media pun langsung mengorek lagi lebih dalam , kemana arah timah itu di jual ??? .
” untuk timahnya saya denger diambil oleh salah satu kolektor (pengepul timah) KT (inisial) ,” tutup narasumber.
Kapolres belitung AKBP Tris Lesmana saat di konfirmasi melalui pesan whatsapp mengenai hal penambangan yang ada di kolong air baik ini mengatakan bahwa akan di lakukan penindakan dari satuan polres belitung
“Sudah saya perintahkan jajaran untuk segera melakukan tindakan kepolisian yang diperlukan ,trims yaa,” balas kapolres
(rls)


















